Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja

Identifikasi bahaya sangatlah penting dilakukan sebelum bahaya tersebut menyebabkan terjadinya kecelakaan yang tentunya tidak kita inginkan. Saking pentingnya, hal ini merupakan point wajib yang harus dilakukan di dalam suatu perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja ataupun standar OHSAS 18001.

Karena bukanlah suatu ilmu pasti terkadang identifikasi bahaya bisa dibilang gampang gampang susah, dan terkadang bersifat subjectif dimana ukuran bahaya yang teridentifikasi tidaklah sama antara penilaian satu orang dengan yang lainnya tergantung pada pengalaman orang tersebut, sikap dalam menghadapi resiko, dsb.

Bahaya tentu tidak mungkin langsung dihilangkan semuanya begitu saja. Tetapi dengan menjalankan suatu teknik identifikasi bahaya, paling tidak jumlah bahaya residual dapat dikurangi.

Setiap temuan yang berhubungan dengan sumber bahaya harus direkam sehingga dapat kita jadikan acuan ketika memutuskan tindakan korektif dan tentunya peningkatan berkelanjutan. Banyak sekali teknik identifikasi bahaya berikut ini yang sudah dirangkum oleh Ditsalab yang merupakan jasa pembuatan meja laboratorium terpercaya adalah diantaranya :

1. Dengan melakukan survei keselamatan kerja

Karena dilakukan dengan survei sering kali cara ini kurang begitu rinci atau mendetil dan hanya memberikan gambaran yang menyeluruh tentang keadaan pencegahan kecelakaan di seluruh area kerjat tertentu.

2. Patroli Keselamatan kerja

Dimana inspeksi terbatas dilakukan pada rute yang terlebih dahulu telah ditentukan.

3. Pengambilan sampel keselamatan kerja

Cara ini bertujuan untuk melihat satu aspek kesehatan dan keselamatan saja dan fokus untuk identifikasi bahaya secara lebih rinci.

4. Audit keselamatan kerja

Dilakukan dengan cara inspeksi tempat kerja secara teliti dengan mengidentifikasi semua jenis bahaya dimana setiap jenis bahaya yang teridentifikasi harus dicatat.

5. Pemeriksaan lingkungan

Cara ini melibatkan suatu alat ukur untuk melakukan pengukuran konsentrasi zat yang berbahaya di dalam lingkungan kerja yang tentunya berbahaya, untuk mendapatkan data dari hasil pengukuran tersebut maka alat ukur yang digunakan harus dalam kondisi terkalibrasi.

6. Laporan Kecelakaan

Dibuat setelah kecelakaan kerja terjadi dan laporan harus dapat mengindikasikan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Hal hal diatas merupakan beberapa cara untuk melakukan identifikasi bahaya di perusahaan anda.